Rabu, 10 Februari 2010

Emh, gue gatau cara make blog teh gmn.. tp coba2 nulis ajah.. nyalurin hobby..

Susunan Raya Kulit Tua Peneduh


Ini salah satu puisi gue yang waktu itu gue lombain di sma bm bogor pas edufair 2009,. tapi gak menang, karena ternyata yang jadi pokok penilaian adalah bukan isi atau materi puisi itu sendiri melainkan cara penyajiannya ketika dibacakan. Gue jelas adalah seorang penulis puisi bukan penyaji puisi. Dan itu lomba gejelas banget, di keterangan lombanya dibilang dibuat sendiri oleh si yang akan membacakannya, tapi bukannya dibuat di tempat sewaktu lomba melainkan ketika lomba sudah hanya tinggal menyerahkan teks yang sudah jadi saja.. kalo begitu caranya siapa yang bakal tau itu puisi buatan sendiri atau buatan siapa. dan kalo emang itu lomba menulis dan membaca puisi, tidak usah pakai instrumen (alat musik) pengiring dong sewaktu dibacakan, itu mah musikalisasi puisi ckck . gak apa apa lah pengalaman


Susunan Raya Kulit Tua Peneduh
Karya : Hutomo Yoga Ariantono
Bayang terik tak ubah itu
Kafan cokelat menggelar takjub putaran kelopak dunia
Saat cermin mengenalkan rupa embunku kini
Sekedar senja yang hias hembusan angan

Tiadalah petir memulai lenyapnya
Melainkan kurcaci bergelar pencipta
Raihnya tanpa panah maaf melontar dari busur pengecap
Bertingkah dingin dalam gejolak yang merintang langkah
Mengucap tarian pemikat pilu

Hadirilah dera derita yang t’lah sampai pada lidah
Tak guna sumbangkan peluh cair
Rangkai awan izinkan takdir menulis birama perih
Lalui indah kebodohan mimpi palsu
Terlanjur duka usirnya dari hadapku

Tukarlah khayal serakah demi lelehan iba
Lalu sumbang bagi bangkit jiwa
Kunanti perginya waktu untuk berucap buah kesombongan mimpi
Sebab kisah ini terhapus arus mulia
Sendu merana taburan benih bunga
Terpaksa kubisikkan pada hati
Wangi kembang kesaksian hijauku
Dongeng tidur batang keriput yang menua

Keindahan nafas dalam nuansa deru cinta surgawi
Nampaknya hilang diraut tajam dunia
Sembunyikan wajah tak lagi memerah di atas putih
Desir keraguan pasir, kisah nuansa bumi nusa
Bukan antara hamburan mega
Namun nusa antara cambuk negeri
Tanah dirayu air dalam pedih perisai sang garuda
Yang menitik tangis di kepungan zaman

Find something ?