Sabtu, 20 Agustus 2011

Gengsi in love

Sebagai anak muda yg rada sotau nih gue mau coba aja nulis-nulis apa yg bisa gue tulis. so maaf kalau lebay dan nothing haha

Dalam kasus cintrong-cintrongan, banyak banget hal yang menyertainya dan itu lebih dari rumit. Ada gengsi, aturan ini itu, senang, dan hampir pasti kalau berakhir maka akhirnya sedih. semuanya itu pun gak ada yang bisa jelasin asalnya dan siapa yang mengawali dan membiasakan, semua bagaikan otomatis begitu dan sudah pada umumnya begitu, dan yaudah, ikutin aja.

mungkin biar jelas gue sedikit kasih contoh di sini gimana semua keanehan dan kerumitan gitu, emm contohnya mungkin alur seperti ini: cowo yang harus nembak duluan --> pegat --> cowo yang juga harus ngajak balikan (walaupun si cewenya yang masih naro harapan lebih dulu dan lebih besar ketimbang si cowonya), aneh kan?
ada lagi contoh lainnya yakni: cowo sama cewe lagi deket, si cowonya bersikap baik ke cewenya, si cewenya nganggep itu adalah langkah pdkt, terus ternyata si cowo itu tuh cuma ngenggep temen biasa dan karena melihat tingkah cewe tsb yg over excited jd malah jaga jarak biar gak disangka ngedeketin, dan semua orang di jagat raya mengkategorikan kasus ini ke harkos (harapan ngekos, eh maksudnya harapan kosong)

dari semua itu mungkin yang khusus gue soroti di sini adalah gengsi, dan ini banyak terjadi di kalangan remaja seperti gue (padahal suara masih cempreng kayak belom baligh)
yang gue cermati, beberapa kasus gengsi adalah sebagai berikut:

1) cewe gak pernah / jarang nembak
ini mungkin karena pandangan orang yang bilang kalo cewe yang nembak cowo berarti cowonya yang cups, dan kalangan para cewe pun memiliki gengsi yang teramat tinggi, bahkan hanya untuk mengatakan suka, harus cowo dulu yang bilang baru dibalas oleh si cewe. iya kalo suka sama suka, kalo ternyata si cewenya doang yg naruh rasa sementara si cowonya enggak gimana? gak akan kesampean dan sangat merugikan. oleh karena itu agak sedikit curhat nih, gue salut banget sama seorang cewe yg dulu pernah nembak gue tanpa gue duga banget karena emang pdkt aja enggak, tp emang udah saling kenal banget sih, wow banget kan, 2 jempol lebih 3 ons deh buat dia haha

2) cewe gak pernah / jarang ngajak balikan
mirip kasus di atas sebenernya tapi di sini mungkin ada sebuah keunikan kasus yang gue ungkit. emm jadi begini, semisal ketika mengakhiri hubungan tuh si cewenya yang megatin, iya kalo beneran emang pengen udahan, kebanyakan dan memang sering gue temukan kasus itu, si cewe megatin cuma mau dapet perhatian (lagi) dari cowonya, masih nyimpen rasa, dan kadang hal itu cuma buat melihat reaksi si cowonya bagaimana ketika udah dipegatin.

dalam kondisi demikian ini otomatis nantinya ada 2 kemungkinan, balikan dan gak balikan.
balikan pun ada dua kemungkinan yakni: pertama, si cowonya emang masih sayang masih gak mau ngelepasin cewenya maka dia mengejar lagi dan ngajak balikan; atau kedua, si cowonya masih yaaaa lumayan peduli lah tapi udah suntuk juga kebetulan sama hubungan gak sehat itu, tetapi karena si cewenya tuh megatin dengan udang dibalik bakwan, maka si cewenya akan "memaksa" dengan melalui segala kondisi yang ada dan memungkinkan supaya si cowo berkata "balikan yuk" haha

jikalau ternyata si cewe megatin dengan alasan-alasan atau latar belakang atau bisa dikatakan dengan modus seperti itu, dan kemudian si cowonya taunya gak ngerespon dan malah memang bener-bener meninggalkan si cewenya. si cewe pastinya merasa kecewa, dia gak akan mengatakan masih sayang ke cowo itu langsung, karena gengsi dan akan terlihat lemah, cewe yang kecewa itu pada akhirnya akan mengumbar kekecewaannnya dan berkata "sudah berkahir" "tidak peduli lagi" dan "selamat tinggal" kepada si cowo, tidak secara langsung mungkin karena sebagian besar malah akan lebih prefer mengekspos ucapan itu ke publik ketimbang melontarkan kata-kata itu kepada si cowo. sebabnya yaa apalagi selain kemunafikan, karena kata-kata itu tidaklah seratus persen si cewe yakini harus terlontar kepada si cowo. gengsi juga jadi pelopor kemunafikan itu. mungkin di suatu saat akan ada cowo baru yang ngedeketin si cewe dan si cewe mungkin akan dibawa dalam sebuah cinta yang baru, namun apakah betul cowo baru itu membawa si cewe itu sepenuhnya, ataukah hanya akan berhadapan dengan emosi si cewe itu saja? (emosi di sini bukan berarti amarah). lalu nantinya jika rasa si cewe ke si cowo baru itu pudar, si cewe akan dengan leluasa pergi sementara mungkin si cowo baru itu sudah memberikan sayang kepadanya. dan yang menyakitkan adalah mungkin ketika si cowo baru itu tau dia cuma hanya sepintas saja di hati si cewe dan bahkan malah belum sampai ke hati. hingga yang paling menyakitkan adalah ketika itu di hati si cewe masih saja ada si cowo yg dulu dia pegatin dengan modus yg seperti tadi disebutkan, karena memang cowo itu tidak hilang, hanya tertidur, terselubung, tersembunyi, dan tertimpa sementara waktu saja oleh rasa ke si cowo baru itu. awal dari semua itu adalah gengsi.

so pesan buat kalian semua, jangan gengsi dalam urusan cinta, acuhkan pendapat orang di luar sana, mengemislah jika mungkin itu perlu, jangan hanya ingin terlihat kuat dan menyembunyikan kelemahan, karena bagaimana bisa kuat jika cinta yang menguatkan kita itu saja hilang. jangan sampai gengsi kalian berimbas kepada hati lain yang tersakiti. juga jangan sampai memendam sakit karena gengsi. kejarlah jangan menunggu. ungkapkan, selama waktu masih tersisa buat kalian.

#mudah menasehati atau berucap, namun sejujurnya masih banyak kegengsian baik dari gue maupun imbas gengsi orang lain yang berdampak tidak enak bagi gue sendiri dan terasa bagaikan hutang kemunafikan#

1 komentar:

Find something ?