Assalamualaikum, Indonesia !
Prabowo Subianto Menjadi Capres? Serius? Yang bener?
Anda masih bingung dengan sosok Prabowo Subianto yang sekarang ini nyapres beserta kubu dan visi-misinya?
Silakan dibaca uraian yang insyaAllah cukup lengkap berikut, dan temukan jawaban KITA !
Data Pribadi
Nama
lengkap : Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Tempat,
tanggal lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951
Pendidikan :
- Victoria Institution, Kuala Lumpur (Sekolah Dasar)
- Sekolah Menengah di Zurich International School, Zurich, pada tahun 1963-1964,
- SMA di American School, London pada kurun waktu 1964-1967.
- Pada tahun 1970, barulah ia masuk ke Akademi Militer Nasional, Magelang
Dari
garis keturunan, Prabowo memang tergolong orang berada dan masuk lingkup status
sosial yang tinggi (kemungkinan bisa disebut ningrat gitu deh)
Isu penculikan aktivis anti soeharto tahun 1998 itu black campaign?
Saya
jawab dengan sangat tegas, TIDAK. Itu adalah negative campaign (memang negatif, namun itu fakta, dan legal disebarkan)
Alasannya?
Karena hal ini (mengenai penuntutan peradilan atas para penculik) telah bertahun-tahun diperjuangkan. Bukti paling nyatanya adalah Aksi Kamisan. Aksi diam para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang peduli pada korban pelanggaran HAM, termasuk keluarga, sahabat, dan orang-orang yang peduli akan para aktivis yang hilang diculik sekitaran tahun 1998. Info lengkap baca di sini
Anda
perlu ketahui
1. Gerakan Melawan Lupa--merupakan koalisi sejumlah organisasi masyarakat sipil yang sejak lama menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM. Beberapa diantaranya adalah Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Imparsial, Ikatan Keluarga Korban Orang Hilang Indonesia dan Aliansi Jurnalis Independen--mendapati keterlibatan Prabowo berdasarkan penjelasan sejumlah korban penculikan. Sebagian di antara mereka ketika itu mengaku pernah bertemu para aktivis yang status keberadaannya dinyatakan hilang. Pertemuan itu terjadi di Poskotis, markas Komando Pasukan Khusus, Cijantung. Saat itu Prabowo bertugas sebagai Danjen Kopassus.
Selengkapnya baca di sini
2. Pada tahun 1997, Prabowo diduga kuat mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 14 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut karena menurutnya hal tersebut merupakan hal yang benar menurut rezim saat itu.
Selengkapnya baca di sini
2. Pada tahun 1997, Prabowo diduga kuat mendalangi penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi. Setidaknya 14 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman Hendrawan, dan Petrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut karena menurutnya hal tersebut merupakan hal yang benar menurut rezim saat itu.
Hal
inilah yang membuat beliau diberhentikan dari militer. Prabowo mengambil
tindakan sendiri terhadap orang-orang yang ia anggap membahayakan, tanpa
mempedulikan Hak Asasi para aktivis tersebut.
Tindakan
seperti ini yang lantas sangat dikecam oleh kita bersama di era reformasi ini. Kita percaya
setiap manusia adalah sama di mata Allah SWT, dan demikian pula seharusnya di
mata hukum. Penghukuman harus berdasar, bukan hanya sekedar karena asumsi bahwa
seseorang berbahaya, lalu orang tersebut dihilangkan nyawanya.
3. Perhimpunan Nasional Aktivis 1998 (Pena 98) menolak keras pencalonan Prabowo menjadi presiden RI. Sikap Pena 98 tersebut, ujar Roy, didasari oleh lima faktor.
Pertama, Prabowo harus bertanggung jawab atas kasus penculikan aktivis
Kedua, Ketetapan MPR Nomor V tahun 2000 tentang persatuan dan kesatuan nasional yang memandatkan upaya penegakan kebenaran dan mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau.
Tap MPR tersebut diperkuat dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, dimana disebutkan bahwa dalam pelanggaran HAM berat, komandan militer atau seseorang yang efektif bertindak sebagai komandan militer dapat dimintai pertangggungjawaban tindak pidana di dalam yurisdiksi pengadilan HAM.
Ketiga, Prabowo harus bertanggung jawab atas kerusuhan Mei 1998 yang menjadi tragedi memilukan bangsa ini. Sampai saat ini tidak pernah diungkap siapa yang memprovokasi pembakaran, pemerkosaan massal, dan pemicu konflik horizontal di kalangan sipil ke meja hijau.
Keempat, Pena 98 menilai Prabowo adalah bagian dari orde baru.
Kelima, karena kewarganegaraan ganda Prabowo, yakni Indonesia dan Yordania.
4. Forum Perguruan Tinggi Aktivis 98 mendesak pemerintah segera menuntaskan tragedi kerusuhan yang terjadi sekitar 12 Mei 1998, dan juga mengkritik pencapresan
Prabowo Subianto yang dicalonkan Partai Gerindra. Prabowo harus bertanggung
jawab atas kasus yang menghilangkan 13 aktivis, tak cukup jika hanya diberhentikan,
namun harus diklarifikasi juga di pengadilan.
(selengkapnya)
(selengkapnya)
Seluruh
organisasi tersebut di atas bukan semata-mata organisasi yang
tiba-tiba muncul karena Prabowo maju sebagai capres di 2014. Tujuan mereka
bukan menjatuhkan Prabowo dan lalu mendukung lawan politik Prabowo. Mereka
menuntut keadilan, sejak lama.
Isu pelanggaran HAM-nya seputar tahun 1998 saja?
Maaf
bagi para pendukung beliau, tetapi jawabannya adalah . .. TIDAK
Pada tahun 1995, Prabowo dituduh menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil di Timor Timur. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf. Kiki Syahnakri, di kantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Adang Ruchiatna.
Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan dan agar Prabowo dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana.
Prabowo juga diduga terlibat dalam peristiwa pembantaian Kraras yang terjadi pada tahun 1983 di Timor Timur, seperti yang tertulis dalam sebuah dokumen yang dibawa dari Dili ke Lisbon pada Juni 1989 oleh seoang pengungsi, dua puluh orang ditembak mati oleh tentara-tentara yang berada di bawah komando Prabowo di wilayah Bere-Coli, Baucau, antara 12 hingga 15 April 1989
(dari id.wikipedia.org)
Pada tahun 1995, Prabowo dituduh menggerakkan pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil di Timor Timur. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem Timor Timur saat itu, Kolonel Inf. Kiki Syahnakri, di kantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Adang Ruchiatna.
Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan dan agar Prabowo dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana.
Prabowo juga diduga terlibat dalam peristiwa pembantaian Kraras yang terjadi pada tahun 1983 di Timor Timur, seperti yang tertulis dalam sebuah dokumen yang dibawa dari Dili ke Lisbon pada Juni 1989 oleh seoang pengungsi, dua puluh orang ditembak mati oleh tentara-tentara yang berada di bawah komando Prabowo di wilayah Bere-Coli, Baucau, antara 12 hingga 15 April 1989
(dari id.wikipedia.org)
Para Pendukung Prabowo
PARA SENIMAN
Anda
tentu tahu, yang paling heboh, siapa lagi kalau bukan Ahmad Dhani. Sejauh ini
prestasinya sudah banyak, antara lain:
- Dikecam oleh majalah terkemuka, Der Spiegel, Jerman karena dalam video klip lagu dukungannya (karena di channel aslinya sudah dihapus, anda bisa llihat di sini ) Ahmad Dhani memakai atribut seragam Nazi, kelompok fasis yang membawa Jerman pada kehancuran, dan menimbulkan trauma bagi sebagian besar rakyat Jerman karena kekejamannya.
- Gubahan lirik pada lagu milik band legendaris Queen merupakan ilegal. Pernyataan ini disampaikan gitaris Queen melalui akun twitternya
- Dan pasca tersangkut dua kasus di atas, politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengeluarkan pernyataan “cuci tangan” yang sekaligus membuktikan bahwa Ahmad Dhani bukan relawan karena jelas-jelas dibayar. (lihat ini)
PARA POLITISI
Aburizal Bakrie
Jika mengingat Bakrie tentu saja
kita ingat dengan Lapindo. Perusahaan yang menyebabkan terjadinya banjir lumpur
di Sidoarjo sejak 29 Mei 2006. Saya pribadi pernah melihat langsung lokasi
kejadian, mendengar langsung keluhan mereka yang kehilangan tempat tinggal,
pekerjaan, dan bahkan harapan bertahan hidup. Lumpur lapindo bagaikan me-reset
hidup para korbannya dari nol. Bayangkan bila ini terjadi pada anda, kehilangan
seluruhnya.
Hingga sekarang perkara ganti rugi
belum juga usai.
Ada pengkajian fakta ilmiah
mengenai sebab musabab, namun tidak ada tindak lanjut ke ranah hukum atas
perkara ini.
Bencana ini dicanangkan sebagai
bencana nasional, yang artinya pajak yang kita bayarkan sebagian lari kesana.
Tidak apa-apa memang selagi untuk kepentingan saudara kita di sana. Namun di
sisi lain, berarti pajak kita digunakan untuk menambal dosa Lapindo. Ya gak terima lah
kita!
Suryadharma
Ali
Berikut beberapa prestasi beliau:
a. Komisi
Pemberantasan Korupsi hari Kamis 22 Mei 2014 menetapkan Menteri Agama
Suryadharma Ali sebagai tersangka terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan
haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013 terkait dana pemondokan,
katering, dan transportasi.
(selengkapnya)
b. Beliau
bersikeras mendukung Prabowo, padahal keputusan beliau--selaku ketua umum
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)--menimbulkan kisruh internal di PPP. Usut punya
usut hal ini karena terlanjur janji sewaktu pemilu 2009, dimana Suryadharma Ali
kala itu batal mendukung Prabowo, padahal sudah DIBAYAR.
Fadli
Zon
Beliau
merupakan pengagum berat Soeharto yang dianggap bapak pembangunan, perekonomian
di masa pemerintahannya baik, dan minim korupsi.
Nyatanya:
a.
Setiap
pemimpin yang diberi masa berkuasa 32 tahun ya pasti sempat membangun banyak
hal lah.
b.
Saat
krisis dunia tahun 1998 Indonesia jatuh tak berdaya terkena dampaknya, bedakan dengan saat krisis
dunia tahun 2008, Indonesia adem ayem aja. See, bahkan di zaman SBY lebih kuat
ekonominya karena emang lebih mandiri dan daya beli masyarakat Indonesia lebih
kuat.
c.
Korupsi
di masa Soeharto bukan minim tetapi tidak ada yang berani mengungkapnya di
media. Yaiyalah, berkicau dikit besoknya hilang. Saat itu juga KPK belum didirikan. Rakyat bukan segan mengungkap tindak ketidakadilan, namun takut.
Nah,
jika anda menonton Mata Najwa edisi ini
maka
di menit ke-5 lebih 38 detik (5:38) Fadli Zon menyatakan PAD Surakarta
menurun saat dipimpin Jokowi.
Nyatanya
data dari DJPK Kemenkeu RI bagian data keuangan daerah yang telah dirangkum khusus untuk daerah Surakarta:
(kalau tidak percaya download saja semua datanya kemudian urutkan sendiri per tahunnya)
Amien
Rais
Beliau menyatakan pertarungan
pilpres kali ini seperti perang badar. Badar, katanya, tak lain adalah perang suci Nabi Muhammad SAW melawan kafir dari Mekkah yang menyerang ke Madinah untuk menghancurkan umat Islam yang masih kecil kala itu.
Asumsi pertarungan pilpres bagaikan pertarungan muslim vs kafir ini menimbulkan ketakutan dari para non-muslim. Ditambah lagi konon banyak ormas ekstremis yang merapat ke kubu Prabowo, contohnya saja FPI.
Menurut saya pribadi, semua berawal dari serangan black campaign yang menyatakan Jokowi menutupi identitas aslinya yang konon non-muslim. Sehingga kemudian menimbulkan ketakutan umat Islam--terutama golongan ekstremis--bahwa jika Jokowi memimpin maka kaum kafir akan berada di atas kaum muslim, sehingga mereka merapat ke kubu Prabowo.
Nah, jadi sebenarnya baik muslim dan non-muslim saling menduga akan suatu intimidasi dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Padahal, dasar saling duga ini hanya diawali oleh secuil fitnah (black campaign) terhadap Jokowi.
Ada baiknya anda membaca pandangan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara sekaligus tokoh rohaniawan Katolik, Romo Frans Magnis Suseno dalam surat terbukanya berikut ini .
Asumsi pertarungan pilpres bagaikan pertarungan muslim vs kafir ini menimbulkan ketakutan dari para non-muslim. Ditambah lagi konon banyak ormas ekstremis yang merapat ke kubu Prabowo, contohnya saja FPI.
Menurut saya pribadi, semua berawal dari serangan black campaign yang menyatakan Jokowi menutupi identitas aslinya yang konon non-muslim. Sehingga kemudian menimbulkan ketakutan umat Islam--terutama golongan ekstremis--bahwa jika Jokowi memimpin maka kaum kafir akan berada di atas kaum muslim, sehingga mereka merapat ke kubu Prabowo.
Nah, jadi sebenarnya baik muslim dan non-muslim saling menduga akan suatu intimidasi dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Padahal, dasar saling duga ini hanya diawali oleh secuil fitnah (black campaign) terhadap Jokowi.
Ada baiknya anda membaca pandangan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara sekaligus tokoh rohaniawan Katolik, Romo Frans Magnis Suseno dalam surat terbukanya berikut ini .
Pengamatan dari debat capres-cawapres dan tinjauan visi-misi
SDM vs SDA
Kedua pasangan capres memang sama-sama menyajikan dalam visi-misinya, hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Namun, kita dapat meninjau siapa lebih fokus kemana.
Kedua pasangan capres memang sama-sama menyajikan dalam visi-misinya, hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Namun, kita dapat meninjau siapa lebih fokus kemana.
Dalam
debat capres yang sudah bersama-sama kita saksikan di televisi, Prabowo
cenderung lebih sering mengusung statement bahwa Indonesia kaya akan sumber
daya alam (SDA), sehingga perlu bagi bangsa ini untuk menguasai SDA-nya
sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.
Namun,
sesungguhnya apa sih yang membuat kita belum mampu berbuat banyak dan mendapat
benefit tinggi dari kekayaan alam kita? Menurut saya, jawabannya tak lain karena regulasi dari pemerintah yang lalu (khususnya orde baru yang membuat
asing begitu berkuasa di negeri ini), dan juga kemampuan tenaga ahli Indonesia
yang belum diberi kesempatan lebih untuk unjuk gigi.
Kabar
bahagianya, duet Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla cenderung lebih konsen
ke pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam setiap orasinya di debat capres.
Akrab mendengar “revolusi mental” kan? Kita juga sering kita mendengar
bagaimana optimisnya Joko Widodo akan kemampuan anak-anak muda bangsa ini jika
dirangkul dan diberi kesempatan lebih.
Nah,
jelas kan? Jokowi-JK pemikirannya selangkah lebih maju.
Prabowo-Hatta
ingin sumber daya alam bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh bangsa ini,
langkahnya melalui pembangunan infrastrukur.
Jokowi-JK
paham bahwa pembangunan infrastruktur guna pemanfaatan sumber daya alam bagi
bangsa Indonesia akan otomatis terlaksana jika ada sumber daya manusia
Indonesia yang berkompeten disana.
Oh
iya, temen-temen harus tahu, kecenderungan orientasi pada sumber daya alam
(SDA) itu mewarisi cara berpikir kaum kolonial. Buktinya, dahulu bangsa barat
datang ke Indonesia karena fokus ke ekstraksi sumber daya alam, kurang peduli
dengan orang-orang Indonesianya, dan hasilnya adalah penjajahan.
Baru
setelah kaum kolonial melaksanakan politik balas budi dengan salah satu
programnya adalah edukasi, yang notabene meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM), hasilnya adalah harapan Indonesia merdeka melalui pergerakan
nasional, bahkan celakanya bagi kaum kolonial, kita bisa merdeka beneran coy!
Terlihat jelas kan bedanya fokus ke SDA dengan fokus ke SDM?
Untuk menghadapi ASEAN Free Trade dan serangkaian arus globalisasi lainnya, memang yang paling butuh untuk lebih fokus dibangun, dikembangkan, dan diperhatikan adalah sumber daya manusia Indonesia yang mumpuni dan berkompeten.
BOCOR . . .
Tentu
khalayak akrab dengan kata-kata anggaran bocor yang diungkapkan beliau saat
debat capres. Ya, kebocoran kata beliau sih 7000 T. Sebuah pernyataan yang
disangsikan banyak pejabat, pasalnya APBN Indonesia hanya berkisar di 1800 T,
nah loh yang bocor yang mana bapake . . .
Pasca
debat, ketika dikonfirmasi, beberapa berargumen salah ucap saja, maksudnya 700
T. Well, guys kalau kita paham mengenai angka, beda satu angka 0 (nol) saja itu
beda gede cuy, dan lagi kalau memang beliau tahu kondisi perekonomian kita, apa
mungkin salah ucap segitu tanpa mikir lagi, “eh
kok kayaknya angka segini kegedean ya . . .”
Akibatnya
muncul pertanyaan, “Dibalik segala retorika yang beliau sampaikan, adakah
pemahaman disana?” Sebab retorika tanpa pemahaman sama dengan omong besar :)
Dan yang perlu kita sadari, hal-hal yang banyak dikritisi oleh Prabowo selama debat capres dan dijanjikan akan dilakukan perubahan adalah hal-hal yang selama 15 tahun belakangan dibidangi oleh calon wakilnya sendiri, Hatta Rajasa, dalam kapasitasnya di pemerintahan.
Huahahahahahahahaha ! Duh maaf ya gue udah gak tahan pengen ketawa hahahahahahahaha
Huahahahahahahahaha ! Duh maaf ya gue udah gak tahan pengen ketawa hahahahahahahaha
Pandangan Sederhana
Kalau kamu milih Prabowo dan beliau pada akhirnya menjadi Presiden, kamu akan menambah alasan seseorang yang bandel untuk gak mau ditegur . . . .
“Yaelaaaah, gue baru begitu doang bandelnya, masih bisa sukses. Prabowo aja nyulik anak
orang bisa jadi presiden.”
Nah
loh . . .
Saya pribadi sih tidak mau memilih Presiden yang memiliki riwayat menghilangkan orang yang mengkritisi pemerintahan, karena saya pasti akan mengkritisi pemerintahan dalam 5 tahun ke depan.
Nah, saya mau pemimpin saya nanti adalah orang yang bisa mendengar kritik saya tanpa merasa saya membahayakan pemerintahan dan lalu menghilangkan saya :)
Jadi,
inget ya! Ada dua langkah nyoblos di tanggal 9 Juli nanti:
Satu, Buka surat suara anda
Dua, Yaaa dicoblos lah !